Homeschooling vs Publicschooling

Assalamu'alaikum..
Kali ini saya akan membahas sedikit mengenai homeschooling dan publicschooling atau sekolah reguler. sebenarnya lebih efektif mana sih atara mereka berdua? :D yuuk..simak sejenak..semoga bermanfaat ^^

Homeschooling adalah fenomena baru di dunia pendidikan anak di Indonesia. Popularitasnya terus meningkat beberapa tahun terakhir terutama karena semakin banyak para orang tua yang memilih Homeschooling sebagai pilihan pendidikan bagi anak-anaknya.  Apalagi,  sejumlah figur publik  juga menempuhnya,  seperti Kak Seto yang dikenal sebagai tokoh pendidikan anak yang melakukan homeschooling pada ke-3 orang putrinya. Selain itu, Kak Seto adalah salah seorang praktisi homeschooling yang juga Ketua Umum Asah Pena (Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif Indonesia).
Selain itu masih  ada artis-artis seperti Dominique (model) dan Nia Ramadhani (artis sinetron). Disamping kedua selebritis itu, ada artis Dewi Hughes yang juga giat mempromosikan homeschooling dan aktif sebagai salah seorang pengurus ASAH PENA (Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif) yang mewadahi para praktisi homeschooling. Lalu, mana yang lebih baik sebenarnya antara homeschooling dan sekolah reguler? Bagaimana pula dengan status ijazah kelulusannya?

                            Homeschooling                         vs                    Publicschooling               
                                             
Sistem pendidikan anak melalui sekolah umum memang sudah dipraktekkan selama bertahun-tahun lamanya. Saat ini, pendidikan melalui sekolah menjadi pilihan hampir seluruh masyarakat. Tetapi sekolah bukanlah satu-satunya cara bagi anak untuk memperoleh pendidikannya. Sekolah hanyalah salah satu cara bagi anak untuk belajar dan memperoleh pendidikannya. Sebagai sebuah institusi/sistem belajar, sekolah tidaklah sempurna. Itulah sebabnya, selalu ada peluang pembaruan untuk memperbaiki sistem pendidikan.
Homeschooling adalah salah satu model belajar alternatif bagi anak-anak. Sesuai namanya, proses homeschooling memang berpusat di rumah. Tetapi, proses homeschooling umumnya tidak hanya mengambil lokasi di rumah. Para orang tua homeschooling dapat menggunakan sarana apa saja dan di mana saja untuk pendidikan homeschooling anaknya.
Di dalam sistem pendidikan Indonesia, keberadaan homeschooling adalah legal. Keberadaan homeschooling memiliki dasar hukum yang jelas karena sudah diatur dalam UUD 1945 maupun di dalam UU no 20/2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Sekolah disebut jalur pendidikan formal, homeschooling disebut jalur pendidikan informal. Siswa homeschooling dapat memiliki ijazah sebagaimana siswa sekolah dan dapat melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi manapun jika menghendakinya.
Secara general, alasan utama orang memilih homeschooling adalah tidak puas dengan model sekolah umum dan ingin memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak. Selain itu, ada yang melakukan homeschooling karena ada kebutuhan khusus pada anak; misalnya autis, anak-fokus, berbakat, dsb. Berikut kelebihan dan kekurangannya pendidikan melalui Homeschooling.

 Kelebihan homeschooling:
>      Customized, sesuai kebutuhan anak dan kondisi keluarga.
>      Lebih memberikan peluang untuk kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan dalam model sekolah umum.
>      Memaksimalkan potensi anak sejak usia dini, tanpa harus mengikuti standar waktu yang ditetapkan di sekolah.
>      Lebih siap untuk terjun di dunia nyata (real world) karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya.
>      Kesesuaian pertumbuhan nilai-nilai anak dengan keluarga. Relatif terlindung dari paparan nilai dan pergaulan yang menyimpang (tawuran, drug, konsumerisme, pornografi, mencontek, dsb).
>      Kemampuan bergaul dengan orang tua dan yang berbeda umur (vertical socialization).
·       Biaya pendidikan dapat menyesuaikan dengan keadaan orang tua
 Kekurangan homeschooling:
>      Butuh komitmen dan keterlibatan tinggi dari orang tua
>      Sosialisasi seumur (peer-group socialization) relatif rendah. Anak relatif tidak terekspos dengan pergaulan yang heterogen secara sosial.
>      Ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi, dan kepemimpinan.
>      Perlindungan orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi sosial dan masalah yang kompleks yang tidak terprediksi.

Persamaan antara Home Schooling dan sekolah reguler
Terdapat persamaan antara pendidikan menggunakan model home schooling dan sekolah reguler, yaitu :
  • Model pendidikan home schooling dan sekolah reguler sama-sama merupakan model pendidikan anak.
  • Model pendidikan home schooling dan sekolah reguler memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mencari kebaikan bagi anak-anak.
  • Model pendidikan home schooling dan sekolah reguler memiliki kemampuan untuk dapat mengantarkan anak-anak pada tujuan pendidikan.
Perbedaan antara Home Schooling dan sekolah reguler
Terdapat perbedaan antara pendidikan menggunakan model home schooling dan sekolah reguler, yaitu :
  • Home schooling bersifat customized yaitu sesuai kebutuhan anak dan kondisi keluarga, sedangkan pendidikan di sekolah reguler bersifat terstandardisasi.
  • Jadwal belajar  home schooling fleksibel yaitu tergantung kesepakatan antara orang tua dan anak. Sedangkan jadwal belajar di sekolah reguler telah diatur oleh sekolah atau pusat.
  • Pengelolaan home schooling tergantung dari orang tua, orang tua memilih sendiri kurikulum dan materi ajar untuk anak. Sedangkan pengelolaan di sekolah reguler bersifat terpusat (kurikulumnya telah diatur oleh pusat).
  • Pendidikan home schooling tanggung jawab sepenuhnya terletak di tangan orang tua anak didik tersebut. Sedangkan, tanggung jawab pendidikan sekolah didelegasikan orang tua kepada guru dan sekolah.
  • Pada model pendidikan home schooling peran orang tua sangat vital dan menentukan keberhasilan pendidikan anak. Sedangkan di sekolah reguler, peran orang tua relatif minimal karena pendidikan dijalankan oleh sistem dan guru.
  • Home schooling membutuhkan komitmen dan kreativitas orang tua untuk mendesain dan melaksanakannya dan disesuaikan kebutuhan anak. Sedangkan, di sekolah reguler sistem sudah mapan dan orang tua tinggal memilih/mengikuti. 
Nah, itu tadi sedikit tentang HS dan PS, eittts..bukan PlayStation looh..Publicschooling tadi..hehehehe :D
Jadi gimana? udah dapet kesimpulannya sebenarnya lebih efektif yang mana sih? Kalo menurut saya pribadi sih, sebenarnya keduanya itu sama saja ya..hanya saja kembali lagi kepada para pendidik dan peserta didiknya..bagaimana pendidik menyampaikan ilmu-ilmunya, dan bagaimana si peserta didik menangkapnya..;)
Sekian dulu yaa..Terima kasih ^^

sumber: http://pw61.wordpress.com/home-schooling/
             http://humas.sragenkab.go.id/?p=319 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ta'aruf

Kumandang Adzan

Istrimu Adalah Tulang Rusuk Yang "Bengkok" dan Suamimu Bukanlah Malaikat