Di Balik Terciptanya "Semesta"


Semesta
Oleh: Dinda Rizvina Nasution
Jari jemari yang mungil, bersih, suci
Diasuh tangan-tangan lembut penuh kasih
Kini kian beranjak dewasa..
Menari sinari bumi
Seperti lampu-lampu tepian kota
Sebagian nyala, terangi jalanan yang kian kelam
Lainya? Ya.. Teronggok usang! Tak terpakai
Hanya sampahi jalan raya
Manusia..tak jauh beda dengan mereka
Sebagian jatuh bangun, pontang panting bela negara
Ciptakan karya, kuatkan persatuan bangsa
Pancarkan keceriaan cakrawala
Lainnya? Judi, korupsi, miras, narkotika..mengalir dalam nadinya
Lahap kejujuran, racuni tunas-tunas muda, menjamur di bui
Semesta yang bersahaja, kian kelam terbungkus awan yang kian hitam
Sudah tak kuat menahan air yang yang telah lama genangi rupanya
Basahi dunia.
Sedih, peluh, penuh lirih
Beginilah dunia, yang lahirkan sejuta perbedaan warnai tubuhnya
Terkadang indah, penuh warna seperti bunga-bunga taman kota
Terkadang monoton, bisa putih saja atau hitam saja


Assalamualaikum, selamat pagi ^^
Yang barusan adalah puisi yang saya cipta pada Sabtu, 8 November 2014, namun baru saja diunggah ke youtube dalam bentuk musikalisasi puisi bergambar. Puisi tersebut menceritakan tentang dunia ini, dunia yang kian ringkih, kian tua, yang dihiasi sejuta perbedaan. Kenapa saya memilih tema dunia karena dengan terciptanya puisi tersebut saya berharap sebagai tunas muda bangsa dapat bersama-sama dengan tunas-tunas muda lainnya membawa dunia ini ke arah yang lebih baik, bersatu majukan dunia. Seperti yang kita tahu sendiri, dunia tidak melahirkan hanya satu jenis tipe manusia namun berbagai macam ragam. Oleh karena itu, disini saya mau meluruskan walaupun kita berbeda-beda namun sebagai generasi penerus bangsa kita harus memiliki satu tujuan yang sama yaitu bersatu membangun dan memajukan dunia, karena usianya yang kian bertambah, marilah bersama-sama kita ukir senyuman di wajahnya. ^^

Apabila dikaitkan dengan teori Wallas (1926), yang dimulai dengan:
     1.      Tahap persiapan, dalam tahap ini, setelah mendapatkan informasi mengenai tugas individu pada mk.kreativitas ini, lalu saya langsung memikirkan kira-kira apa yang dapat saya lakukan untuk memenuhi tugas tersebut, mulai saya berpikir dari membuat lukisan, membuat gambar dari koran yang dicampur dengan cat lukis, serta menulis puisi (namun saya rasa terlalu simple jika puisi saja, walaupun sebenarnya pada saat itu saya memang lebih pro ke puisi berdasarkan ide-ide saya yang muncul tadi).

     2.      Tahap inkubasi, nah pada tahap ini saya benar-benar mengalami rasa yang sangat membuat kepala saya pusing, saya bingung harus bagaimana, dan hal itu menyebabkan saya tidak mau terlalu memikirkan hal tersebut dulu, mengistirahatkan pikiran saya.

     3.      Tahap iluminasi, setelah beberapa hari saya berdiam diri, sejenak menjauhkan pikiran-pikiran saya dari persoalan ide-ide bercabang itu, pada akhirnya muncul dalam pemikiran saya, tetap mengenai puisi, saya menulis sebuah puisi dan membawakannya kemudian direkam, atau juga saya membawakan puisi namun yang direkam adalah suara saya dan dilengkapi musik pengiring puisi serta menggabungkannya dengan gambar-gambar yang menggambarkan isi dari puisi tersebut.

       4.      Tahap verifikasi atau tahap evaluasi, pada tahap ini akhirnya saya memutuskan untuk memilih menulis puisi yang kemudian saya bawakan dengan iringan musik (gitar), serta menyanyikan beberapa bait puisi tersebut, disertai dengan gambar-gambar yang bercerita tentang puisi itu, hal ini bertujuan agar pesan saya dalam puisi tersebut dapat dengan mudah ditangkap oleh penonton/pendengar.

     Hem..iya, sedikit berbagi mengenai kendala yang saya hadapi dalam proses pembuatannya yakni, bagi saya..”kata ada karena ada cerita” maka dari itu saya yang biasanya keseringan membuat puisi-puisi cinta, yang mana cinta adalah suatu hal yang tentunya semua manusia pernah rasa.

     Jadi ketika saya ingin membuat puisi tentang dunia, saya agak sedikit kerepotan dalam mencari kata-kata yang tepat untuk saya tuangkan dalam puisi saya. Terlalu banyak cerita tentang dunia ini yang tiada habis-habisnya, membuat saya bingung. Corat coret, sobek kertas. Lalu, saya mencoba menenangkan diri, dan tidak ingin membiarkan otak saya lelah hanya karna keinginan saya. Saya tidak ingin memaksanya. Karena sesuatu yang dipaksa tentu tak baik hasilnya kan?

     Maka pada akhirnya di suatu pagi, terduduk dengan mata tertuju layar laptop, tenangkan fikiran, dan inspirasi pun masuk. Puisi pun selesai pada tanggal 8 November 2014. Mengapa baru saya unggah di tanggal 20 November? Karena saya masih memikirkan kira-kira siapa yang dapat mengiringi saya dan puisi saya ini dengan musiknya, lalu saya meminta bantuan dengan teman SMA saya dan dia pun bersedia. Kesulitanya dalam hal ini adalah mencari nada untuk bait puisi yang dinyanyikan serta tempat kosong yang benar-benar hening, sudah beberapa kali kami gagal dalam pencarian tempat dan pada akhirnya kami dapatkan juga, Alhamdulillah..maka selesailah video puisi saya. :D

Sekian yang dapat saya sampaikan, apabila terdapat kata-kata yang kurang enak di hati saya mohon maaf, terima kasih.

Wassalamu’alaikum, selamat pagi ^^
    

Comments

Popular posts from this blog

Teori Intelegensi James Mckeen Cattell

Istrimu Adalah Tulang Rusuk Yang "Bengkok" dan Suamimu Bukanlah Malaikat

Kumandang Adzan